Cita rasa lokal
Itu sebabnya, pemain bisnis tersebut tak hanya pemilik jaringan resto dari Jepang tapi juga pelaku usaha lokal yang mengusung merek sendiri.
Adi Nugroho, salah satunya. Pemilik Sushi Miya81 dan Warong Miya81 menekuni usaha makanan Jepang sejak 2011. "Makanan Jepang jadi salah satu kesukaan orang Indonesia," ujar Adi, yang berguru kuliner Jepang ke seorang chef asal negeri sakura. Kini, presenter banyak acara televisi ini sudah punya tujuh gerai Sushi Miya81 di Jakarta dan Depok serta dua cabang Warong Miya81 di Bali.
Untuk menarik lebih banyak pengunjung, tak sedikit pelaku usaha dalam negeri yang menciptakan makanan Jepang bercitarasa lokal.
Tengok saja inovasi uang dilakukan Mariana Permata, pemilik Sushi Tenkamado, kedai makanan Jepang kaki lima di daerah Tebet, Jakarta. Dia menambahkan cabai rawit dalam menu sushi-nya. "Orang enggak akan menemukan sushi kami di luar karena memang dibuat beda," kata Mariana, yang membuka kedai tersebut sejak tahun 2010 lalu.
Siapa sangka, Mariana merintis kedai sushi berawal dari kesenangannya bermain game houseseputar sushi. Lalu, dia kepikiran bikin usaha ini. Mariana sampai berguru resep sushi ke seorang chef di Bandung dan mendapat 11 resep. Setelah itu, dia dan sang suami, Vava, melakukan inovasi. Mereka pun meracik sushi yang beda.
Untuk itu, David Cahyanto, pemilik Nagoya Fusion di Yogyakarta, berpesan, jangan pernah takut mencoba. Keinginan berbisnis yang kuat dari dalam hati bakal membuat seseorang yang tak punya latar belakang makanan Jepang bisa berusaha kuliner Jepang.
Yang tidak kalah menarik dari bisnis makanan Jepang adalah margin usaha yang lumayan gede. Laba bersih usaha tersebut berkisar 20%–30%.
Anda mau mencoba? Nah, kiat dan tip dari sejumlah pemilik resto dan kedai makanan Jepang berikut ini bisa menjadi pegangan Anda untuk memulai usaha kuliner Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar